Selasa, 30 Desember 2014
Flowchart Aplikasi Siklus Pendapatan dan Penjelasannya
Dalam siklus pendapatan, ada dua transaksi kunci yaitu penjualan kredit yang akan menghasilkan piutang dagang, dan penjualan tunai. Pembahasan lebih jauh akan sering membahas masalah penjualan kredit. Namun perlu untuk mengetahui penjualan secara tunai. Perbedaan secara signifikan antara proses penjualan tunai dan penjualan kredit adalah tidak adanya pencatatan asset sebelumnya (piutang dagang) pada proses penjualan tunai. Pembuatan dokumen awal dari penjualan tunai merupakan poin utama pada system pengendalian. Ketika pencatatan telah disiapkan, maka penjualan tunai menjadi subjek pengendalian akuntansi.
Sumber :
http://rio-8.blogspot.com/2014/12/flowchart-aplikasi-siklus-pendapatan.html
http://mymuse7.blogspot.com/2014/12/flowchart-aplikasi-siklus-pendapatan.html
Document (Formulir) yang Digunakan dan Deskripsinya
Document (Formulir) yang Digunakan dan Deskripsinya
Dokumen (Formulir)
Perusahaan yang masih menyelenggarakan sistemnya secara
manual, dokumen sumbernya adalah:
v
Formulir pesanan penjualan (sales order).
Formulir pesanan penjualan juga dapat dijadikan dokumen pengiriman, karena
memang dapat dipakai sebagai otorisasi untuk mengirim barang. Bahkan menjadi
dokumen penagihan. Contoh gambar :
v
Formulir permintaan barang (sales order). dibuat
oleh bagian penjualan, meminta bagian gudang untuk mengeluarkaan barang. Contoh
gambar :
v Daftar pengiriman barang (packing list). Dokumen
ini menyertai barang yang dikirim.
v Dokuemen pengangkutan (bill of lading).Dokumen
ini merupakan bukti pengiriman barang melalui pihak ketiga (biro pengangkutan
barang)
vPemberitahuan pengiriman barang. Untuk memberi
layanan yang baik, perusahaan seringkali memberitahu pembelian barang telah
dikirim.
v Faktur penjualan (invoice),merupakan dokumen
yang sangat penting dalam siklus pendapatan, karena berisi sejumlah uang yang
akan diterima.
v Bukti pembayaran. adalah dokumen yang digunakan
oleh pembeli
v Slip deposit (bukti setor), merupakan bukti
penyetoran uang ke bank.
v Formulir pesanan susulan (Back order). Formulir
ini dibuat bila barang yang dipesan oleh pembeli tidak semuanya bisa dipenuhi
oleh perusahaan.
v Cash Register yang dihasilkan oleh mesin
register digunakan sebagai bukti penjualan kas.
v Memo Kredit, diperlukan untuk menerima kembali
barang dagangan yang dikembalikan sesuai kesepakatan.
v
Memo debet, diperlukan jika terjadi kelebihan
barang yang dikirim, disepakati untuk dibayar.
Sumber :
Rabu, 10 Desember 2014
Sebutkan Bagian Yang Terkait dan Tugas
Bagian yang terlibat dalam aktivitas ini adalah Kasir dan fungsi
piutang dagang. Keputusan-keputusan penting dan Kebutuhan Informasi pada
aktivitas ini antara lain :
o Pentingnya pengurangan pencurian kas.
o Fungsi penagihan piutang dagang seharusnya tidak mempunyai akses fisik ke kas atau cek.
o Fungsi piutang dagang harus mampu mengidentifikasi sumber suatu pengiriman uang dan faktur aplikasi harus dikredit.
Dokumen, catatan, dan prosedur:
o Cek diterima dan dikirim (disimpan).
o Daftar pengiriman uang dipersiapkan dan dimasukkan secara on-line pelanggan, nomor faktur, dan jumlah setiap pembayaran.
o Sistem ini melakukan sejumlah on-line cek edit untuk memverifikasi keakuratan entri data.
Tujuan siklus pendapatan
Tujuan utama siklus pendapatan adalah untuk menyediakan produk yang tepat di tempat dan waktu yang tepat dengan harga yang sesuai. Untuk dapat mencapai tujuan ini, pihak manajemen harus membuat beberapa keputusan penting antaralain :
• Mengetahui sejauh mana produk dapat dan harus disesuaikan dengan tiap kebutuhan dan keinginan pelanggan.
• Mengontrol banyak persediaan yang harus dimiliki dan tempat untuk persediaan tersebut.
• Menggunakan cara yang tepat dalam mengirimkan barang dagangan kepada para pelanggan.
• Menentukan banyaknya kredit yang seharusnya diberikan ke tiap pelanggan.
• Menentukan syarat-syarat kredit yang seharusnya diberikan kepada pelanggan.
• Menentukan cara pembayaran pelanggan sehingga dapat diproses untuk memaksimalkan arus kas.
Sumber:
http://ilfen.blogspot.com/2012/11/makalah-siklus-pendapatan.html
http://mymuse7.blogspot.com/2014/12/bagian-yang-terkait-dan-tugas-siklus.html
o Pentingnya pengurangan pencurian kas.
o Fungsi penagihan piutang dagang seharusnya tidak mempunyai akses fisik ke kas atau cek.
o Fungsi piutang dagang harus mampu mengidentifikasi sumber suatu pengiriman uang dan faktur aplikasi harus dikredit.
Dokumen, catatan, dan prosedur:
o Cek diterima dan dikirim (disimpan).
o Daftar pengiriman uang dipersiapkan dan dimasukkan secara on-line pelanggan, nomor faktur, dan jumlah setiap pembayaran.
o Sistem ini melakukan sejumlah on-line cek edit untuk memverifikasi keakuratan entri data.
Tujuan siklus pendapatan
Tujuan utama siklus pendapatan adalah untuk menyediakan produk yang tepat di tempat dan waktu yang tepat dengan harga yang sesuai. Untuk dapat mencapai tujuan ini, pihak manajemen harus membuat beberapa keputusan penting antaralain :
• Mengetahui sejauh mana produk dapat dan harus disesuaikan dengan tiap kebutuhan dan keinginan pelanggan.
• Mengontrol banyak persediaan yang harus dimiliki dan tempat untuk persediaan tersebut.
• Menggunakan cara yang tepat dalam mengirimkan barang dagangan kepada para pelanggan.
• Menentukan banyaknya kredit yang seharusnya diberikan ke tiap pelanggan.
• Menentukan syarat-syarat kredit yang seharusnya diberikan kepada pelanggan.
• Menentukan cara pembayaran pelanggan sehingga dapat diproses untuk memaksimalkan arus kas.
Sumber:
http://ilfen.blogspot.com/2012/11/makalah-siklus-pendapatan.html
http://mymuse7.blogspot.com/2014/12/bagian-yang-terkait-dan-tugas-siklus.html
Jelaskan Definsi Siklus Pendapatan
Bagian yang terlibat dalam aktivitas ini adalah Kasir dan fungsi
piutang dagang. Keputusan-keputusan penting dan Kebutuhan Informasi pada
aktivitas ini antara lain :
o Pentingnya pengurangan pencurian kas.
o Fungsi penagihan piutang dagang seharusnya tidak mempunyai akses fisik ke kas atau cek.
o Fungsi piutang dagang harus mampu mengidentifikasi sumber suatu pengiriman uang dan faktur aplikasi harus dikredit.
Dokumen, catatan, dan prosedur:
o Cek diterima dan dikirim (disimpan).
o Daftar pengiriman uang dipersiapkan dan dimasukkan secara on-line pelanggan, nomor faktur, dan jumlah setiap pembayaran.
o Sistem ini melakukan sejumlah on-line cek edit untuk memverifikasi keakuratan entri data.
Tujuan siklus pendapatan
Tujuan utama siklus pendapatan adalah untuk menyediakan produk yang tepat di tempat dan waktu yang tepat dengan harga yang sesuai. Untuk dapat mencapai tujuan ini, pihak manajemen harus membuat beberapa keputusan penting antaralain :
• Mengetahui sejauh mana produk dapat dan harus disesuaikan dengan tiap kebutuhan dan keinginan pelanggan.
• Mengontrol banyak persediaan yang harus dimiliki dan tempat untuk persediaan tersebut.
• Menggunakan cara yang tepat dalam mengirimkan barang dagangan kepada para pelanggan.
• Menentukan banyaknya kredit yang seharusnya diberikan ke tiap pelanggan.
• Menentukan syarat-syarat kredit yang seharusnya diberikan kepada pelanggan.
• Menentukan cara pembayaran pelanggan sehingga dapat diproses untuk memaksimalkan arus kas.
Sumber:
http://ilfen.blogspot.com/2012/11/makalah-siklus-pendapatan.html
http://mymuse7.blogspot.com/2014/12/bagian-yang-terkait-dan-tugas-siklus.html
o Pentingnya pengurangan pencurian kas.
o Fungsi penagihan piutang dagang seharusnya tidak mempunyai akses fisik ke kas atau cek.
o Fungsi piutang dagang harus mampu mengidentifikasi sumber suatu pengiriman uang dan faktur aplikasi harus dikredit.
Dokumen, catatan, dan prosedur:
o Cek diterima dan dikirim (disimpan).
o Daftar pengiriman uang dipersiapkan dan dimasukkan secara on-line pelanggan, nomor faktur, dan jumlah setiap pembayaran.
o Sistem ini melakukan sejumlah on-line cek edit untuk memverifikasi keakuratan entri data.
Tujuan siklus pendapatan
Tujuan utama siklus pendapatan adalah untuk menyediakan produk yang tepat di tempat dan waktu yang tepat dengan harga yang sesuai. Untuk dapat mencapai tujuan ini, pihak manajemen harus membuat beberapa keputusan penting antaralain :
• Mengetahui sejauh mana produk dapat dan harus disesuaikan dengan tiap kebutuhan dan keinginan pelanggan.
• Mengontrol banyak persediaan yang harus dimiliki dan tempat untuk persediaan tersebut.
• Menggunakan cara yang tepat dalam mengirimkan barang dagangan kepada para pelanggan.
• Menentukan banyaknya kredit yang seharusnya diberikan ke tiap pelanggan.
• Menentukan syarat-syarat kredit yang seharusnya diberikan kepada pelanggan.
• Menentukan cara pembayaran pelanggan sehingga dapat diproses untuk memaksimalkan arus kas.
Sumber:
http://ilfen.blogspot.com/2012/11/makalah-siklus-pendapatan.html
http://mymuse7.blogspot.com/2014/12/bagian-yang-terkait-dan-tugas-siklus.html
Jumat, 07 November 2014
Jelaskan Cobit
Control Objective for Information & Related Technology (COBIT)
adalah sekumpulan dokumentasi best practice untuk IT Governance yang
dapat membantu auditor, pengguna (user), dan manajemen, untuk
menjembatani gap antara resiko bisnis, kebutuhan kontrol dan
masalah-masalah teknis IT (Sasongko, 2009).
COBIT mendukung tata kelola TI dengan menyediakan kerangka kerja untuk mengatur keselarasan TI dengan bisnis. Selain itu, kerangka kerja juga memastikan bahwa TI memungkinkan bisnis, memaksimalkan keuntungan, resiko TI dikelola secara tepat, dan sumber daya TI digunakan secara bertanggung jawab (Tanuwijaya dan Sarno, 2010).
COBIT merupakan standar yang dinilai paling lengkap dan menyeluruh sebagai framework IT audit karena dikembangkan secara berkelanjutan oleh lembaga swadaya profesional auditor yang tersebar di hampir seluruh negara. Dimana di setiap negara dibangun chapter yang dapat mengelola para profesional tersebut.
Kerangka kerja COBIT terdiri atas beberapa arahan/pedoman, yakni:
• Control Objectives
Terdiri atas 4 tujuan pengendalian tingkat-tinggi (high-level control objectives) yang terbagi dalam 4 domain, yaitu : Planning & Organization , Acquisition & Implementation , Delivery & Support , dan Monitoring & Evaluation.
• Audit Guidelines
Berisi sebanyak 318 tujuan-tujuan pengendalian yang bersifat rinci (detailed control objectives) untuk membantu para auditor dalam memberikanmanagement assurance dan/atau saran perbaikan.
• Management Guidelines
Manfaat dan Pengguna COBIT :
Secara manajerial target pengguna COBIT dan manfaatnya adalah :
• Direktur dan Eksekutif
Untuk memastikan manajemen mengikuti dan mengimplementasikan strategi searah dan sejalan dengan TI.
• Manajemen
v Untuk mengambil keputusan investasi TI.
v Untuk keseimbangan resiko dan kontrol investasi.
v Untuk benchmark lingkungan TI sekarang dan masa depan.
• Pengguna
Untuk memperoleh jaminan keamanan dan control produk dan jasa yang dibutuhkan secara internal maupun eksternal.
• Auditors
v Untuk memperkuat opini untuk manajemen dalam control internal.
v Untuk memberikan saran pada control minimum yang diperlukan.
Frame Work COBIT :
COBIT dikeluarkan oleh IT Governance Institute (ITGI). COBIT digunakan untuk menjalankan penentuan atas IT dan meningkatkan pengontrolan IT. COBIT juga berisi tujuan pengendalian, petunjuk audit, kinerja dan hasil metrik, faktor kesuksesan dan maturity model.
Lingkup kriteria informasi yang sering menjadi perhatian dalam COBIT adalah:
• Effectiveness
• Efficiency
• Confidentiality
• Integrity
• Availability
• Compliance
• Reliability
Sedangkan fokus terhadap pengelolaan sumber daya teknologi informasi dalam COBIT adalah pada :
• Applications
• Information
• Infrastructure
• People
Dalam menyediakan informasi yang dibutuhkan perusahaan untuk mencapai tujuan organisasi, COBIT memiliki karakteristik :
• Business-focused
• Process-oriented
• Controls-based
• Measurement-driven
COBIT mengelompokkan semua aktivitas bisnis yang terjadi dalam organisasi menjadi 34 proses yang terbagi ke dalam 4 buah domain proses, meliputi :
• Planning & Organization.
• Acquisition & Implementation.
• Delivery & Support.
• Monitoring and Evaluation.
COBIT Maturity Model
COBIT menyediakan parameter untuk penilaian setinggi dan sebaik apa pengelolaan IT pada suatu organisasi dengan menggunakan maturity models yang bisa digunakan untuk penilaian kesadaran pengelolaan (management awareness) dan tingkat kematangan (maturity level). COBIT mempunyai model kematangan (maturity models) untuk mengontrol proses-proses IT dengan menggunakan metode penilaian (scoring) sehingga suatu organisasi dapat menilai proses-proses IT yang dimilikinya dari skala nonexistent sampai dengan optimised (dari 0 sampai 5), yaitu: 0: Non Existen, 1: Initial, 2: Repetable, 3: Defined, 4: Managed dan 5: Optimized (Purwanto dan Saufiah, 2010; Setiawan, 2008; Nurlina dan Cory, 2008).
Sumber :
http://haendra.wordpress.com/2012/06/08/pengertian-cobit/
http://eviasiyah.wordpress.com/2013/12/06/jelaskan-apa-itu-cobit/
COBIT mendukung tata kelola TI dengan menyediakan kerangka kerja untuk mengatur keselarasan TI dengan bisnis. Selain itu, kerangka kerja juga memastikan bahwa TI memungkinkan bisnis, memaksimalkan keuntungan, resiko TI dikelola secara tepat, dan sumber daya TI digunakan secara bertanggung jawab (Tanuwijaya dan Sarno, 2010).
COBIT merupakan standar yang dinilai paling lengkap dan menyeluruh sebagai framework IT audit karena dikembangkan secara berkelanjutan oleh lembaga swadaya profesional auditor yang tersebar di hampir seluruh negara. Dimana di setiap negara dibangun chapter yang dapat mengelola para profesional tersebut.
Kerangka kerja COBIT terdiri atas beberapa arahan/pedoman, yakni:
• Control Objectives
Terdiri atas 4 tujuan pengendalian tingkat-tinggi (high-level control objectives) yang terbagi dalam 4 domain, yaitu : Planning & Organization , Acquisition & Implementation , Delivery & Support , dan Monitoring & Evaluation.
• Audit Guidelines
Berisi sebanyak 318 tujuan-tujuan pengendalian yang bersifat rinci (detailed control objectives) untuk membantu para auditor dalam memberikanmanagement assurance dan/atau saran perbaikan.
• Management Guidelines
Manfaat dan Pengguna COBIT :
Secara manajerial target pengguna COBIT dan manfaatnya adalah :
• Direktur dan Eksekutif
Untuk memastikan manajemen mengikuti dan mengimplementasikan strategi searah dan sejalan dengan TI.
• Manajemen
v Untuk mengambil keputusan investasi TI.
v Untuk keseimbangan resiko dan kontrol investasi.
v Untuk benchmark lingkungan TI sekarang dan masa depan.
• Pengguna
Untuk memperoleh jaminan keamanan dan control produk dan jasa yang dibutuhkan secara internal maupun eksternal.
• Auditors
v Untuk memperkuat opini untuk manajemen dalam control internal.
v Untuk memberikan saran pada control minimum yang diperlukan.
Frame Work COBIT :
COBIT dikeluarkan oleh IT Governance Institute (ITGI). COBIT digunakan untuk menjalankan penentuan atas IT dan meningkatkan pengontrolan IT. COBIT juga berisi tujuan pengendalian, petunjuk audit, kinerja dan hasil metrik, faktor kesuksesan dan maturity model.
Lingkup kriteria informasi yang sering menjadi perhatian dalam COBIT adalah:
• Effectiveness
• Efficiency
• Confidentiality
• Integrity
• Availability
• Compliance
• Reliability
Sedangkan fokus terhadap pengelolaan sumber daya teknologi informasi dalam COBIT adalah pada :
• Applications
• Information
• Infrastructure
• People
Dalam menyediakan informasi yang dibutuhkan perusahaan untuk mencapai tujuan organisasi, COBIT memiliki karakteristik :
• Business-focused
• Process-oriented
• Controls-based
• Measurement-driven
COBIT mengelompokkan semua aktivitas bisnis yang terjadi dalam organisasi menjadi 34 proses yang terbagi ke dalam 4 buah domain proses, meliputi :
• Planning & Organization.
• Acquisition & Implementation.
• Delivery & Support.
• Monitoring and Evaluation.
COBIT Maturity Model
COBIT menyediakan parameter untuk penilaian setinggi dan sebaik apa pengelolaan IT pada suatu organisasi dengan menggunakan maturity models yang bisa digunakan untuk penilaian kesadaran pengelolaan (management awareness) dan tingkat kematangan (maturity level). COBIT mempunyai model kematangan (maturity models) untuk mengontrol proses-proses IT dengan menggunakan metode penilaian (scoring) sehingga suatu organisasi dapat menilai proses-proses IT yang dimilikinya dari skala nonexistent sampai dengan optimised (dari 0 sampai 5), yaitu: 0: Non Existen, 1: Initial, 2: Repetable, 3: Defined, 4: Managed dan 5: Optimized (Purwanto dan Saufiah, 2010; Setiawan, 2008; Nurlina dan Cory, 2008).
Sumber :
http://haendra.wordpress.com/2012/06/08/pengertian-cobit/
http://eviasiyah.wordpress.com/2013/12/06/jelaskan-apa-itu-cobit/
Jelaskan Komponen Pengendalian Intern (versi coso)
Definisi internal control menurut COSO
Suatu proses yang dijalankan oleh dewan direksi, manajemen, dan staff, untuk membuat reasonable assurance mengenai:
• Efektifitas dan efisiensi operasional
• Reliabilitas pelaporan keuangan
• Kepatuhan atas hukum dan peraturan yang berlaku
Dokumen COSO menyatakan bahwa pihak-pihak yang terlibat terkait
PengendalianInternal adalah dewan komisaris, manajemen, dan pihak-pihak
lainnya yangmendukung pencapaian tujuan organisasi. Serta menyatakan
bahwa tanggung jawabatas penetapan, penjagaan, dan pengawasan sistem
Pengendalian Internal adalahtanggung jawab manajemen.
Untuk mencapai suatu pengendalian intern yang benar-benar memadai, terdapat komponen dasar kebijakan yang dirancang dan digunakan oleh manajemen.
Komponen pengendalian intern menurut COSO (The Committee of Sponsoring Organizations) oleh Wing Wahyu Winarno dalam buku ”Sistem Informasi Akuntansi” Ada lima, yaitu:
“1. Control environment atau lingkungan pengendalian
2. Control activities atau kegiatan pengendalian
- Risk assessment atau pemahaman risiko
- Information and communication atau informasi dan komunikasi
- Monitoring atau pemantauan”.
- Lingkungan pengendalian
- Komitmen manajemen terhadap integritas dan nilai-nilai etika (Commitment to integrity and ethical values).
- Filosofi yang dianut oleh manajemen dan gaya operasional yang dipakai oleh manajemen (Manajement’s philosophy and operating style).
- Struktur organisasi (Organizational structure).
- Komite Audit untuk Dewan Direksi (The audit committee of the board of directors).
- Metode pembagian tugas dan tanggung jawab (Methods of assigning authority and responsibility).
- Kebijakan dan praktik yang menyangkut sumber daya manusia (Human resources policies and practices).
- Pengaruh dari luar (External influences).
- Kegiatan pengendalian
- Pemberian otorisasi atas transaksi dan kegiatan (Proper authorization of transactions and activities).
- Pembagian tugas dan tanggung jawab (Segregation of duties).
- Rancangan dan penggunaan dokumen dan catatan yang baik (Design and use of adequate documents and records).
- Perlindungan yang cukup terhadap kekayaan dan catatan perusahaan (Adequate safeguards of assets and records).
- Pemeriksaan independen terhadap kinerja perusahaan (Independent checks on performance).
- Pemahaman risiko
- Risiko strategis, yaitu mengerjakan sesuatu dengan cara yang salah (misalnya: harusnya dikerjakan dengan komputer ternyata dikerjakan secara manual).
- Risiko finansial, yaitu risiko menghadapi kerugian keuangan. Hal ini dapat disebabkan karena uang hilang, dihambur-hamburkan, atau dicuri.
- Risiko informasi, yaitu menghasilkan informasi yang tidak relevan, atau informasi yang keliru, atau bahkan sistem informasinya tidak dapat dipercaya.
Perancang sistem informasi perusahaan dan manajemen puncak harus mengetahui hal-hal di bawah ini:
- Bagaimana transaksi diawali
c. Bagaimana file data di baca di organisasi dan diperbaharui isinya
d. Bagaimana data diproses agar menjadi informasi dan informasi diproses lagi menjadi informasi yang lebih berguna bagi pembuat keputusan
e. Bagaimana informasi yang baik dilakukan
f. Bagaimana transaksi berhasil
4. Pemantauan
Pemantauan adalah kegiatan untuk mengikuti jalannya sistem informasi akuntansi, sehingga apabila ada sesuatu berjalan tidak seperti yang diharapkan, dapat diambil tindakan segera. Berbagai bentuk pemantaun di dalam perusahaan dapat dilaksanakan dengan salah satu atau semua proses berikut ini:
- Supervisi yang efektif (effective supervision)
- Akuntansi pertanggungjawaban (responsibility accounting)
- Audit internal (internal auditing)
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa komponen pengendalian intern terdiri dari: lingkungan pengendalian, kegiatan pengawasan, pemahaman risiko, informasi dan komunikasi sreta pemantauan.
2.2.3 Kegiatan Pengendalian Intern
Menurut Wing Wahyu Winarno dalam buku ”Sistem Informasi Akuntansi” kegiatan pengendalian intern terdiri dari:
“1 Pemberian otorisasi atas transaksi dan kegiatan
2. Pembagian tugas dan tanggung jawab
3. Perancangan dan penggunaan dokumen dan catatan yang baik
- 4. Perlindungan yang cukup terhadap kekayaan dan catatan perusahaan
- 5. Pemeriksaan independen terhadap kinerja perusahaan”.
1. Pemberian otorisasi atas transaksi dan kegiatan
Otorisasi adalah pemberian sebagian kekuasaan manajemen kepada karyawan untuk melakukan kegiatan dan mengambil keputusan. Hal ini perlu dilakukan karena manajemen tidak akan mampu membuat semua keputusan dan menjalankan semua kegiatan di dalam perusahaan.
2. Pembagian tugas dan tanggung jawab
Tidak ada satu karyawan atau satu bagian pun yang dapat menyelesaikan suatu transaksi tanpa campur tangan pihak lain. Wewenang dan tanggung jawab di bagi atas tiga fungsi, yaitu:
- Fungsi penyimpanan
- Fungsi pencatatan
- Fungsi pemberian otorisasi
Dokumen akan disimpan dalam waktu yang lama. Oleh karenanya, bahan yang digunakan untuk membuat dokumen juga harus merupakan bahan yang tahan lama dan berkualitas baik.
4. Perlindungan yang cukup terhadap kekayaan dan catatan perusahaan
Perlindungan yang dapat dilakukan oleh perusahaan, agar tidak terjadi pencurian dan penggunaan tanpa otorisasi, diantaranya dengan melakukan hal-hal di bawah ini:
- Pengawasan dan pembagian tugas dan tanggung jawab yang baik
- Penyelenggaraan catatan aktiva dan penyajian informasi yang akurat
- Pembatasan akses fisik terhadap kas dan berbagai dokumen penting
- Penyediaan tempat penyimpanan yang baik
- Pembatasan akses ruang-ruang penting
Pemeriksaan kinerja ini dapat dilakukan dengan salah satu langkah berikut:
- Melakukan rekonsiliasi antara dua catatan yang terpisah atau berbeda mengenai suatu rekening
- Membandingkan antara jumlah unit persediaan di gudang dengan jumlah menurut catatan persediaan
d. Menjumlah berbagai hitungan dengan cara batch totals, yaitu penjumlahan dari atas ke bawah.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kegiatan pengendalian intern meliputi pemberian otorisasi transaksi dan kegiatan, pembagian tugas dan tanggung jawab, perancangan dan penggunaan dokumen dan catatan yang baik, perlindungan yang cukup terhadap kekayaan dan catatan perusahaan, dan pemeriksaan independent terhadap kinerja perusahaan.
2.2.5 Keterbatasan Pengendalian Intern
Menurut Azhar Susanto dalam bukunya ‘Sistem Informasi Akuntansi” menyatakan bahwa ada beberapa keterbatasan dari pengendalian intern, sehingga pengendalian intern tidak dapat berfungsi, yaitu:
1. Kesalahan
2. Kolusi
3. Penyimpangan Manajemen
4. Manfaat dan Biaya
Menurut kutipan diatas dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Kesalahan muncul ketika karyawan melakukan pertimbangan yang salah atau perhatiannya selama bekerja terpisah.
2. Kolusi terjadi ketika dua atau lebih karyawan berkonspirasi untuk melakukan pencurian (korupsi) di tempat mereka bekerja.
3. Penyimpangan manajemen muncul karena manajer suatu organisasi memiliki lebih banyak otoritas dibandingkan karyawan biasa, proses pengendalian efektif pada tingkat manajemen bawah dan tidak efektif pada tingkat atas.
4. Manfaat dan biaya, konsep jaminan yang meyakinkan atau masuk akal mengandung arti bahwa biaya pengendalian intern tidak melebihi manfaat yang dihasilkan.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa keterbatasan pengendalian intern meliputi: Kesalahan, kolusi, penyimpangan manajemen, serta manfaat dan biaya.
2.3 Struktur Pengendalian Intern Penjualan
Struktur pengendalian intern penjualan merupakan hal pokok untuk lebih diperhatikan oleh seorang pimpinan perusahaan karena struktur pengendalian intern penjualan merupakan alat untuk mengetahui apakah aktivitas penjualan yang dilakukan oleh perusahaan sudah cukup baik atau belum, sehingga dapat diketahui besar volume penjualan yang telah dilakukan oleh perusahaan dalam suatu periode. Struktur pengendalian intern juga merupakan proses untuk mencapai tujuan tertentu.
Komponen struktur pengendalian intern yang seharusnya ada dalam siklus penjualan dirancang untuk mencapai tujuan pokok pengendalian administratif, menjaga kekayaan perusahaan, dan menjamin ketelitian serta keandalan data akuntansi. Tujuan pengendalian intern juga harus mencapai hal-hal yang berkaitan dengan masalah yang dihadapi dan ditunjukkan sebagai pelaksanaan dan tindakan pengamanan terhadap harta yang dimiliki. Adapun komponen dari struktur pengendalian intern menurut COSO (The Committee of Sponsoring Organizations) oleh Wing Wahyu Winarno dalam buku ”Sistem Informasi Akuntansi” Ada lima, yaitu:
“1. Control environment atau lingkungan pengendalian
2. Control activities atau kegiatan pengendalian
3. Risk assessment atau pemahaman risiko
4. Information and communication atau informasi dan komunikasi
5. Monitoring atau pemantauan”.
Berdasarkan uraian tersebut dapat diungkapkan bahwa apabila komponen-komponen struktur pengendalian intern tersebut dijalankan dengan baik, maka tujuan dari suatu perusahaan pun akan tercapai.
Aktivitas penjualan merupakan pendapatan utama perusahaan, karenanya jika aktivitas penjualan barang tidak dikelola dengan baik maka secara langsung akan merugikan perusahaan. Hal ini disebabkan oleh sasaran penjualan yang diharapkan tidak tercapai dan pendapatan perusahaan pun berkurang, maka dari itu dalam melakukan aktivitas penjualan pengendalian intern penjualan sangatlah diperlukan.
Sumber:
http://www.scribd.com/doc/60065655/Internal-Control-Menurut-COSO
http://elib.unikom.ac.id/download.php?id=1338
http://dewiuwie.wordpress.com/2013/11/22/3-6-pengendalian-intern-coso/
Jelaskan sistem pengendalian intern
PENGERTIAN
Sistem Pengendalian internal adalah rencana, metoda, prosedur, dan
kebijakan yang didesain oleh manajemen untuk memberi jaminan yang
memadai atas tercapainya efisiensi dan efektivitas operasional
universitas, kehandalan pelaporan keuangan, pengamanan terhadap aset
universitas, ketaatan/kepatuhan terhadap undang-undang, kebijakan dan
peraturan lain.
KOMPONEN PENGENDALIAN INTERNAL
Lingkungan Pengendalian
Manajemen dan pegawai/karyawan seharusnya mempunyai komitmen dan sikap yang positif dan konstruktif terhadap pengendalian internal dan kesungguhan manajemen. Kunci lingkungan pengendalian adalah:
Manajemen dan pegawai/karyawan seharusnya mempunyai komitmen dan sikap yang positif dan konstruktif terhadap pengendalian internal dan kesungguhan manajemen. Kunci lingkungan pengendalian adalah:
- Integritas dan Etika
- Komitmen terhadap Kompetensi
- Struktur Organisasi
- Pendelegasian Wewenang dan Tanggung Jawab
- Praktik dan Kebijakan Sumber Daya Manusia yang Baik
Penaksiran Risiko
Pengendalian internal yang baik memungkinkan penaksiran risiko yang dihadapi oleh organisasi baik yang berasal dari dalam maupun dari luar organisasi. Langkah-langkah dalam penaksiran risiko adalah sebagai berikut:
Pengendalian internal yang baik memungkinkan penaksiran risiko yang dihadapi oleh organisasi baik yang berasal dari dalam maupun dari luar organisasi. Langkah-langkah dalam penaksiran risiko adalah sebagai berikut:
- Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi risiko
- Menaksir risiko yang berpengaruh cukup signifikan
- Menentukan tindakan yang dilakukan untuk me-manage risiko
Aktivitas Pengendalian
Aktivitas pengendalian merupakan kebijakan, prosedur, teknik, dan mekanisma yang digunakan untuk menjamin arahan manajemen telah dilaksanakan. Aktivitas pengendalian seharusnya efesien dan efektif untuk mencapai tujuan pengendalian itu sendiri. Aktivitas pengendalian meliputi:
Aktivitas pengendalian merupakan kebijakan, prosedur, teknik, dan mekanisma yang digunakan untuk menjamin arahan manajemen telah dilaksanakan. Aktivitas pengendalian seharusnya efesien dan efektif untuk mencapai tujuan pengendalian itu sendiri. Aktivitas pengendalian meliputi:
- Pemisahan fungsi/tugas/wewenang yang cukup
- Otorisasi traksaksi dan aktivitas lainnya yang sesuai
- Pendokumentasiaan dan pencatatan yang cukup
- Pengendalian secara fisik terhadap aset dan catatan
- Evaluasi secara independen atas kinerja
- Pengendalian terhadap pemrosesan informasi
- Pembatasan akses terhadap sumberdaya dan catatan
Informasi dan Komunikasi
Informasi seharusnya dicatat dan dikomunikasikan kepada manajemen dan pihak-pihak lain yang berkepentingan di dalam organisasi dan dalam bentuk dan jangka waktu yang memungkinkan diselenggarakannya pengendalian internal dan tanggung jawab lain terhadap informasi tersebut. Di dalam menjalankan dan mengendalikan operasinya, manajemen harus mengkomunikasikan kejadian yang relevan, handal, dan tepat waktu.
Informasi seharusnya dicatat dan dikomunikasikan kepada manajemen dan pihak-pihak lain yang berkepentingan di dalam organisasi dan dalam bentuk dan jangka waktu yang memungkinkan diselenggarakannya pengendalian internal dan tanggung jawab lain terhadap informasi tersebut. Di dalam menjalankan dan mengendalikan operasinya, manajemen harus mengkomunikasikan kejadian yang relevan, handal, dan tepat waktu.
Monitoring
Monitoring seharusnya menilai kualitas kinerja sepanjang waktu dan menyakinkan bahwa temuan-temuan audit dan reviu lainnya diselesaikan dengan tepat. Hal ini meliputi:
Monitoring seharusnya menilai kualitas kinerja sepanjang waktu dan menyakinkan bahwa temuan-temuan audit dan reviu lainnya diselesaikan dengan tepat. Hal ini meliputi:
- Mengevaluasi temuan-temuan, reviu, rekomendasi audit secara tepat.
- Menentukan tindakan yang tepat untuk menanggapi temuan dan rekomendasi dari audit dan reviu.
- Menyelesaikan dalam waktu yang telah ditentukan tindakan yang digunakan untuk menindaklanjuti rekomendasi yang menjadi perhatian manajemen.
Sumber :
Jelaskan Hambatan Aktif dan Contoh
Metode yang dapat digunakan dalam melakukan kecurangan sistem informasi:
1. Manipulasi input
Manipulasi input merupakan metode yang biasa digunakan. Metode ini mensyaratkan
kemampuan teknis yang paling minimal. Seseorang bisa saja mengubah input tanpamemiliki pengetahuan mengenai cara operasi sistem komputer.
2. Mengubah program
Merubah program mungkin merupakan metode yang paling jarang digunakan untuk
melakukan kejahatan komputer. Langkanya penggunaan metode ini mungkin karenadibutuhkan keahlian pemrograman yang hanya dimiliki oleh sejumlah orang yang terbatas.Selain itu, banyak perusahaan besar memiliki metode pengujian program yang dapatdigunakan untuk mendeteksi adanya perubahan dalam program
3. Mengubah file secara langsung
Dalam nenerapa kasus, individu-individu tertentu menemukan cara untuk memotong
(bypass) proses normal untuk menginputkan data ke dalam program computer. Jika hal ituterjadi, hasil yang dituai adalah bencana
4. Pencurian data
Sejumlah informasi ditransmisikan antarperusahaan melalui internet. Informasi ini rentanterhadap pencurian pada saat transmisi. Informasi bisa saja disadap. Ada juga kemungkinanuntuk mencuri disket atau CD dengan cara menyembunyikan disket atau CD ke dalamkantong atau tas. Laporan yang tipis juga bisa dicuri dengan dimasukkan ke dalam kotak sampah.
5. Sabotase
Seorang penyusup menggunakan sabotase untuk membuat kecurangan menjadi sulit danmembingungkan untuk diungkapkan. Penyusup mengubah database akuntansi dan
kemudian mencoba menutupi kecurangan tersebut dengan melakukan sabotase terhadapharddisk atau media lain.
6. Penyalahgunaan atau pencurian sumber daya informasi
Salah satu jenis penyalahgunaan informasi terjadi pada saat seorang karyawan
menggunakan sumber daya komputer organisasi untuk kepentingan pribadi.
Cara utama untuk mencegah hambatan aktif terkait dengan kecurangan dan sabotase adalah dengan menerapkan tahap-tahap pengendalian akses yakni pengendalian akses lokasi, akses sistem dan akses file.
Sumber:
http://www.scribd.com/doc/90959757/Bab-5-Keamanan-Sistem-Informasi
http://mariamlasyifa.wordpress.com/2013/12/28/3-2-jelaskan-hambatan-aktif-dan-contohnya/
Jelaskan Hambatan Pasif dan Contoh
Kerentanan dan ancaman dalam suatu sistem tidak dapat dipisahkan.
Hambatan pasif adalah hambatan yang disebabkan secara tidak sengaja.
Contoh ancaman pasif adalah system yang bermasalah, seperti karena
bencana alam. Sistem bermasalah juga karena kegagalan-kegagalan
peralatan dan komponen. Berbeda dengan hambatan aktif yang secara
sengaja menghambat sistem, hambatan pasif diakibatkan oleh
ketidaksengajaan. Hambatan pasif mencakupi system, termasuk gangguan
alam, seperti gempa bumi, banjir, kebakaran, dan badai. Kesalahan system
yang mewakili kegagalan peralatan komponen seperti kelemahan disk,
kekurangan tenaga, dan sebagainya. Untuk mencegah hal-hal yang tidak
diinginkan pada hambatan pasif yaitu pada perangkat keras dapat
dilakukan dengan cara full backup data.
sumber
Senin, 13 Oktober 2014
Karakteristik Informasi yang Bernilai
Karakteristik dari Informasi yang Baik
Informasi dapat dikatakan baik jika memiliki kriteria dan karakteristik sebagai berikut:
- Information must be pertinentInformasi harus berhubungan. Pernyataan informasi harus berhubungan dengan urusan dan masalah yang penting bagi penerima informasi (orang yang membutuhkan informasi tersebut).
- Information must be accurateInformasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak memiliki bias atau menyesatkan. Informasi yang dihasilkan harus mencerminkan maksudnya. Keakuratan informasi seringkali bergantung pada keadaan.
- Information must be timelyInformasi harus ada ketika dibutuhkan. Informasi yang datang pada penerima tidak boleh terlambat. Informasi yang sudah usang tidak akan mempunyai nilai lagi karena informasi merupakan landasan di dalam pengambilan keputusan.
- RelevanInformasi tersebut mempunyai manfaat untuk pemakainya. Relevansi informasi untuk tiap-tiap orang yang satu dengan yang lainnya pasti berbeda.
Nilai Informasi
Nilai dari informasi (value of information) ditentukan oleh dua
hal, yaitu manfaat dan biaya untuk mendapatkan informasi tersebut.
Suatu informasi dapat dikatakan bernilai bila manfaatnya lebih efektif
dibandingkan dengan biaya untuk mendapatkannya. Sebagian besar informasi
tidak dapat ditaksir secara pasti nilai keuntungannya (dalam satuan
uang), tetapi kita dapat menaksir nilai efektifitas dari informasi
tersebut. Pengukuran nilai informasi biasanya dihubungkan dengan
analisiscost effectiveness atau costbenefit.
Sumber:
Komponen SIA
Komponen-komponen
dasar dari sistem pemrosesan transaksi mencakup masukan pemrosesan dan
keluaran. Komponen atau elemen ini merupakan bagian dari sistem manual
atau komputerisasi.
Masukan
Dokumen-dokumen sumber, seperti order pelanggan, slip-slip penjualan, faktur, order pembelian dan kartu jam kerja karyawan, merupakan bukti fisik masukan ke dalam sistem pemrosesan transaksi.
Tujuannya adalah :
Masukan
Dokumen-dokumen sumber, seperti order pelanggan, slip-slip penjualan, faktur, order pembelian dan kartu jam kerja karyawan, merupakan bukti fisik masukan ke dalam sistem pemrosesan transaksi.
Tujuannya adalah :
- Menangkap data
- Mernbantu proses pengkomunikasian data dan pengotorisasian operasi departemen
- Menstandarkan operasi dengan menunjukkan dari apa yang membutuhkan pencatatan dan tindakan apa yang harus di ambil.
- Menyediakan berkas permanen untuk analisis masa datang, jika dokumen dipelihara.
Pengawasan masukan seperti di sebutkan oleh Auditing Standards Executive Committee:
Pengawasan masukan direncanakan untuk memberikan jaminan yang cukup bahwa data yang diterima untuk di proses oleh pemrosesan Data Elekhonik sudah diotorisasi, diubah kebentuk yang dapat di baca oleh mesin dan diidentifikasi, dan data itu tidak ada yang hilang, berkurang, bertambah, diduplikasi, atau diubah tanpa izin. Pengawasan masukan termasuk pengawasan-pengawasan yang berhubungan dengan penolakan, koreksi dan memasukkan kembali data yang sudah dikoreksi.
Pemrosesan
Pemrosesan meliputi penggunaan jurnal dan register untuk menyediakan catatan masukan yang permanen dan kronologis. Ayat ini dibuat baik dengan tangan dalam sistem manual sederhana (penjumlahan) atau melalui pemasukan data oleh operator dengan menggunakan terminal dalam sistem yang terkomputerisasi. Sistem pemrosesan transaksi pada perusahaan menggunakan sistem komputerisasi, di mana setiap transaksi akan diolah ke dalam laporan keuangan melalui software komputer.
Dalam sistem informasi akuntansi, data transaksi yang masuk ke dalam komputer dapat dikelola dengan dua pendekatan yang berbeda :
a. Pendekatan Tradisional
Dengan pendekatan ini, fungsi pemrosesan data dilakukan secara terpisah untuk setiap aplikasi. OIeh karena itu, file-file yang diselenggarakan juga terpisah dan tidak berhubungan satu dengan yang lainnya.
b. Pendekatan Data base
Dengan pendekatan ini, sernua file berhubungan satu dengan yang lainnya sehingga setiap aplikasi dapat mengakses data dari file manapun yang di butuhkan. Dengan demikian, duplikasi data yang sering terjadi dalam pendekatan tradisional, karena data yang sama dimasukkan oleh beberapa aplikasi dapat diatasi dan hubungan dan data pun dapat ditingkatkan.
Penyimpanan
Buku besar dan berkas-berkas menyediakan penyirnpanan data baik dalam sistem manual maupun terkomputerisasi, Seluruh transaksiakuntansi harus direfleksikan dalam buku besar. Ayat debit-kredit adalah masukan bagi setiap transaksi. Buku besar umum yang dihasilkan berbentuk gabungan, pita magnetik di simpan dalam komputer.
Data yang tersimpan di suatu file dapat diolah dengan dua cara yaitu :
a. Pengolahan tumpuk (Batch processing), yaitu cara memproses data di mana dokumen-dokumen bukti transaksi yang terjadi di tumpukkan sampai saat atau jumlah tertentu, untuk kemudian diproses bersama-sama pada akhir kerja.
b. Pengolahan online (Online processing) yaitu cara memproses data di mana transaksi yang terjadi langsung di masukkan ke komputer untuk diproses,
File yang di gunakan untuk menyimpan satu kesatuan data yang sejenis. File yang di gunakan dalam pengolahan data menjadi informasi terdiri dari berbagai jenis.
Jenis -jenis file tersebut adalah :
Pengawasan masukan direncanakan untuk memberikan jaminan yang cukup bahwa data yang diterima untuk di proses oleh pemrosesan Data Elekhonik sudah diotorisasi, diubah kebentuk yang dapat di baca oleh mesin dan diidentifikasi, dan data itu tidak ada yang hilang, berkurang, bertambah, diduplikasi, atau diubah tanpa izin. Pengawasan masukan termasuk pengawasan-pengawasan yang berhubungan dengan penolakan, koreksi dan memasukkan kembali data yang sudah dikoreksi.
Pemrosesan
Pemrosesan meliputi penggunaan jurnal dan register untuk menyediakan catatan masukan yang permanen dan kronologis. Ayat ini dibuat baik dengan tangan dalam sistem manual sederhana (penjumlahan) atau melalui pemasukan data oleh operator dengan menggunakan terminal dalam sistem yang terkomputerisasi. Sistem pemrosesan transaksi pada perusahaan menggunakan sistem komputerisasi, di mana setiap transaksi akan diolah ke dalam laporan keuangan melalui software komputer.
Dalam sistem informasi akuntansi, data transaksi yang masuk ke dalam komputer dapat dikelola dengan dua pendekatan yang berbeda :
a. Pendekatan Tradisional
Dengan pendekatan ini, fungsi pemrosesan data dilakukan secara terpisah untuk setiap aplikasi. OIeh karena itu, file-file yang diselenggarakan juga terpisah dan tidak berhubungan satu dengan yang lainnya.
b. Pendekatan Data base
Dengan pendekatan ini, sernua file berhubungan satu dengan yang lainnya sehingga setiap aplikasi dapat mengakses data dari file manapun yang di butuhkan. Dengan demikian, duplikasi data yang sering terjadi dalam pendekatan tradisional, karena data yang sama dimasukkan oleh beberapa aplikasi dapat diatasi dan hubungan dan data pun dapat ditingkatkan.
Penyimpanan
Buku besar dan berkas-berkas menyediakan penyirnpanan data baik dalam sistem manual maupun terkomputerisasi, Seluruh transaksiakuntansi harus direfleksikan dalam buku besar. Ayat debit-kredit adalah masukan bagi setiap transaksi. Buku besar umum yang dihasilkan berbentuk gabungan, pita magnetik di simpan dalam komputer.
Data yang tersimpan di suatu file dapat diolah dengan dua cara yaitu :
a. Pengolahan tumpuk (Batch processing), yaitu cara memproses data di mana dokumen-dokumen bukti transaksi yang terjadi di tumpukkan sampai saat atau jumlah tertentu, untuk kemudian diproses bersama-sama pada akhir kerja.
b. Pengolahan online (Online processing) yaitu cara memproses data di mana transaksi yang terjadi langsung di masukkan ke komputer untuk diproses,
File yang di gunakan untuk menyimpan satu kesatuan data yang sejenis. File yang di gunakan dalam pengolahan data menjadi informasi terdiri dari berbagai jenis.
Jenis -jenis file tersebut adalah :
- File Induk (Master File).
- File Transaksi (Transation File)
- File Laporan (Report File)
- File Historis (History File)
- File Cadangan (Backup File)
c. Keluaran
Terdapat beragam variasi keluaran dari sistem pemrosesan transaksi. Setiap dokumen yang di hasilkan dari sistem adalah keluaran. Dokumen keluaran dari departemen accounting adalah laporan keuangan.
Laporan keuangan mengikhtisarkan hasil-hasil pemrosesan transaksi dan menyajikan hasil-hasil tersebut sesuai dengan prinsip-prinsip pelaporan keuangan dan berdasarkan ketentuan dari manajemen perusahaan
Terdapat beragam variasi keluaran dari sistem pemrosesan transaksi. Setiap dokumen yang di hasilkan dari sistem adalah keluaran. Dokumen keluaran dari departemen accounting adalah laporan keuangan.
Laporan keuangan mengikhtisarkan hasil-hasil pemrosesan transaksi dan menyajikan hasil-hasil tersebut sesuai dengan prinsip-prinsip pelaporan keuangan dan berdasarkan ketentuan dari manajemen perusahaan
Sumber:
Sistem Informasi Akuntansi (SIA)
II.1. PENGERTIAN
Sistem Informasi Akuntansi (SIA)
adalah sebuah Sistem Informasi yang menangani segala sesuatu yang
berkenaan dengan Akuntansi. Akuntansi sendiri sebenarnya adalah
sebuah Sistem Informasi. SIA sebagai sistem berbasis komputer yang
dirancang untuk mengubah data akuntansi menjadi informasi. Tetapi
istilah SIA lebih luas dari itu guna mencakup siklus-siklus pemrosesan
transaksi, penggunaan teknologi informasi dan pengembangan sistem
informasi. Informasi ini dikomunikasikan kepada beragam pengambil
keputusan. SIA mewujudkan perubahan ini apakah secara manual atau
terkomputerisasi.
Definisi Sistem Informasi Akuntansi menurut beberapa sumber adalah sebagai berikut :
1. “ Sistem Informasi
Akuntansi (SIA) adalah kumpulan sumberdaya, seperti manusia dan
peralatan, yang diatur untuk mengubah data menjadi informasi.”( Fauziah Fauzian, Accounting Information System P.2 :2000 )
2. “Sistem Informasi
Akuntansi adalah suatu komponen organisasi yang mengumpulkan,
menggolongkan, mengolah, menganalisa dan mengkomunikasikan informasi
keuangan yang relevan untuk pengambilan keputusan kepada pihak-pihak
luar (seperti inspeksi pajak, investor dan kreditur) dan pihak-pihak
dalam (terutama managemen).”(Steven A. Moscove, accounting Information System P.6 :1981 )
Sistem Informasi Akuntansi (SIA)
merupakan sistem yg digunakan memproses data dan transaksi guna
menyediakan infomasi yang diperlukan oleh user untuk merencanakan,
mengendalikan dan mengoperasikan bisnis. Untuk menghasilkan informasi,
SIA harus melakukan:
- Mengumpulkan transaksi dan data lain dan memasukkan dalam SIA
- Memproses data
- Menyimpan data untuk masa yang akan datang
- Menyediakan informasi yang diperlukan dengan menghasilkan laporan dan memungkinkan melakukan query
- Mengendalikan proses, sehingga informasi yang dihasilkan akurat dan dapat dipercaya.
II.2. TUJUAN PENGGUNAAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI
Sistem
informasi akuntansi sangat diperlukan bagi pemakai akuntansi yaitu
pihak luar(ekstern) oragnisasi perusahaandan pihak dalam(intern)
oraganisasi perusahaan. Kebutuhan para pemakai ekstern dapat dipenuhi
dengan adanya publikasi laporan laba/rugi. Sedangkan para pemakai intern
dapat memenuhi kebutuhan informasi akuntansinya untuk mencapai nilai
ekonomis (laba) perusahaan semaksimal mungkin.
Aktivitas pengembangan SIA
seringkali dihadapi oleh auditor intern dan ekstern pada saat menelaah
pengendalian sistem informasi sebagai bagian dari audit. Oleh karenanya
perlu dilakukan pengembangan sistem yang tujuannya :
v Untuk memperbaiki kualitas informasi
v Untuk memperbaiki pengendalian intern
v Untuk meminimalkan biaya yang berkaitan.
Tujuan-tujuan ini saling
berhubungan dan kadang-kadang berkonflik satu sama lain. Masalah untung
rugi harus ditentukan antara masalah ekonomi dan kemanfaatan, atau
antara kesederhaanan dan sistem yang realitis tetapi kompleks.
kadang-kadang, metode evaluasi satu-satunya atas untung rugi adalah
subyektif karena faktor-faktor yang dapat diuraikan secara kuantifikasi.
Selain itu tujuan Sistem Informasi Akuntansi adalah :
1. Untuk mendukung operasi-operasi sehari-hari (to Support the –day-to-day operations).
2. Mendukung pengambilan keputusan manajemen (to support decision making by internal decision makers).
3. Untuk memenuhi kewajiban yang berhubungan dengan pertanggung-jawaban (to fulfill obligations relating to stewardship).
4. Mengurangi ketidakpastian
SIA menjadi faktor penting dalam pengambilan keputusan. Selain SIA akan memenuhi kebutuhan informasi pihak :
- Internal
Internal di sini mencakup
management accounting. SIA menyiapkan informasi bagi manajemen dengan
melaksanakan operasi-operasi tertentu atas semua data sumber yang
diterimanya dan juga mempengaruhi hubungan organisasi perusahaan dengan
lingkungan sekitarnya
Didalam Akuntansi Manajemen terdapat dua komponen yang digunakan bagi perencanaan dan pengendalian perusahaan, yaitu :
a) Sistem Akuntansi Biaya
Digunakan untuk membantu manajemen dalam perencanaan dan pengawasan dari aktivitas pengadaan, proses distribusi dan penjualan
b) Sistem Budgeting
adalah proyeksi keuangan perusahaan untuk masa depan yang bermanfaat untuk menolong manajer dalam perencanaan dan pengawasan
- Eksternal
Mencakup dalam hal financial accounting. Menyajikan suatu sistem yang akan ditujukan untuk pihak luar. Para pelakunya adalah :
v Para langganan
v Para leveransir (supplier)
v Para pemegang saham (stockholder)
v Para pegawai
v Para pemberi pinjaman
v Instansi Pemerintah
Fungsi penting yang dibentuk SIA pada sebuah organisasi antara lain :
a) Mengumpulkan dan menyimpan data tentang aktivitas dan transaksi.
b) Memproses data menjadi into informasi yang dapat digunakan dalam proses pengambilan keputusan.
c) Melakukan kontrol secara tepat terhadap aset organisasi.
d) Subsistem SIA memproses
berbagai transaksi keuangan dan transaksi nonkeuangan yang secara
langsung memengaruhi pemrosesan transaksi keuangan.
SIA terdiri dari 3 subsistem:
a. Sistem pemrosesan transaksi
Mendukung proses operasi bisnis harian.
b. Sistem buku besar/ pelaporan keuangan
Menghasilkan laporan keuangan, seperti laporan laba/rugi, neraca, arus kas, pengembalian pajak.
c. Sistem pelaporan manajemen
Menyediakan pihak manajemen
internal berbagai laporan keuangan bertujuan khusus serta informasi yang
dibutuhkan untuk pengambilan keputusan, seperti anggaran, laporan
kinerja, serta laporan pertanggungjawaban.
II.3. CARA KERJA SISTEM INFORMASI AKUNTANSI
Setiap sistem informasi akuntansi
melaksanakan lima fungsi utama, yaitu pengumpulan data, pemrosesan
data, manajemen data, pengendalian data (termasuk security), dan
penghasil informasi.
1. Pengumpulan Data
Fungsi pengumpulan data terdiri
atas memasukkan data transaski melalui formulir, mensyahkan serta
memeriksa data untuk memastikan ketepatan dan kelengkapannya. Jika data
bersifat kuantitatif, data dihitung dahulu sebelum dicatat. Jika data
jauh dari lokasi pemrosesan, maka data harus ditransmisikan lebih
dahulu.
2. Pemrosesan Data
Pemrosesan data terdiri atas
proses pengubahan input menjadi output. Fungsi pemrosesan data terdiri
atas langkah-langkah sebagai berikut:
1. Pengklasifikasian atau menetapkan data berdasar kategori yang telah ditetapkan.
2. Menyalin data ke dokumen atau media lain.
3. Mengurutkan, atau menysusn data menurut karaktersitiknya.
4. Mengelompokkan atau mengumpulkan transaski sejenis.
5. Menggabungkan atau mengkombinasikan dua atau lebih data atau arsip.
6. Melakukan penghitungan.
7. Peringkasan, atau penjumlahan data kuantitatif.
8. Membandingkan data untuk mendapatkan persamaan atau perbedaan yang ada.
3. Manajemen Data
Fungsi manajemen data terdiri
atas tiga tahap, yaitu: penyimpanan, pemutakhiran dan pemunculan kembali
(retrieving). Tahap penyimpanan merupakan penempatan data dalam
penyimpanan atau basis data yang disebut arsip. Pada tahap pemutakhiran,
data yang tersimpan diperbaharui dan disesuaikan dengan peristiwa
terbaru. Kemudian pada tahap retrieving, data yang tersimpan diakses dan
diringkas kembali untuk diproses lebih lanjut atau untuk keperluan
pembuatan laporan. Manajemen data dan pemrosesan data mempunyai hubungan
yang sangat erat. Tahap pengelompokkan data dan pengurutan data dari
fungsi pemrosesan data, misalnya sering dilakukan sebagai pendahuluan
sebelum dilakukan tahap pemutakhiran dalam fungsi manajemen data.
Manajemen data dapat dipandang sebagai bagian dari pemrosesan data.
Manajemen data akan menunjang pencapaian efisiensi aktivitas dalam
proses menghasilkan informasi dan mendorong dipatuhinya kebijakan
manajemen terutama mengenai informasi aktivitasi dan informasi kebijakan
manajemen.
4. Pengendalian Data
Fungsi pengendalian data mempunyai dua tujuan dasar:
a) untuk menjaga dan menjamin keamanan aset perusahaan, termasuk data, dan
b) untuk menjamin bahwa data
yang diperoleh akurat dan lengkap serta diproses dengan benar. Berbagai
teknik dan prosedur dapat dipakai untuk menyelenggarakan pengendalian
dan keamanan yang memadai.
5. Penghasil Informasi
Fungsi penghasil informasi ini
terdiri atas tahapan pemrosesan informasi seperti penginterprestasian,
pelaporan dan pengkomunikasian informasi.
II.4. PENGARUH PENERAPAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI
Unsur-unsur yang dapat mempengaruhi penerapan SIA dalam perusahaan :
1. Analisa Perilaku
Setiap sistem yang tertuangkan
dalam kertas tidak akan efektif dalam penerapannya kecuali seorang
akuntan dapat mengetahui kebutuhan akan orang-orang yang terlibat dalam
sistem tersebut.
Akuntan tidak harus menjadi
seorang psikolog, tapi cukup untuk mengerti bagaimana memotivasi
orang-orang untuk mengarah kepada kinerja perusahaan yang positif.
Selain itu juga seorang akuntan
harus menyadari bahwa setiap orang mempunyai persepsi yang berbeda-beda
dalam menerima suatu informasi, sehingga informasi yang akan diberikan
dapat didesain dan dikomunikasikan sesuai dengan perilaku (behavior)
para pengambil keputusan.
2. Metode kuantitatif
Dalam menyusun informasi, seorang
akuntan harus menggunakan metode ini untuk meningkatkan efektifitas dan
nilai dari informasi tersebut.
3. Komputer
Pada beberapa perusahaan,
komputer telah digunakan untuk menggantikan pekerjaan rutin seorang
akuntan, sehingga memberikan waktu yang lebih banyak kepada akuntan
untuk dapat terlibat dalam proses pengambilan keputusan.
II.5. INFORMASI OPERASI, INFORMASI AKUNTANSI MANAJEMEN dan INFORMASI AKUNTANSI KEUANGAN
Informasi yang dihasilkan oleh SIA adalah informasi akuntansi yang dapat berupa :
a) Informasi Operasi (IO)
IO disiapkan hampir mirip dengan
IAM. Bedanya adalah IO dikhususkan untuk membuat laporan yang memuat
kegiatan operasi perusahaan. Kegiatan operasi yang dimaksud adalah
aktivitas utama dan aktivitas lain yang timbul dalam peusahaan tersebut.
Aktivitas utama biasanya berasal dari aktivitas pembelian bahan mentah,
pengolahan atau pemrosesan, dan penjualan produk hasil dari pemrosesan
sebelumnya. Aktivitas lain dapat berupa aktivitas akuntansi,
administrasi dan umum dan lain-lainnya. Aktivitas operasi selain dapat
menghasilkan informasi operasi, dapat pula diolah untuk menghasilkan
informasi akuntansi manajemen dan informasi akuntansi.
b) Informasi Akuntansi Manajemen (IAM)
Informasi akuntansi manajemen
disiapkan untuk kebutuhan pihak internal untuk membantu manajemen dalam
pembuatan keputusan. Informasi ini tidak dibatasi oleh PABU, merupakan
informasi inovatif yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan situasi
perusahaan tertentu.
c) Informasi Akuntansi Keuangan (IAK)
Informasi akuntansi keuangan
adalah informasi bertujuan umum (general purposes) yang disajikan sesuai
dengan Prinsip Akuntansi Berterima Umum (PABU). Informasi ini bertujuan
umum sebab disiapkan untuk pihak internal dan eksternal. IAK disajikan
dengan asumsi bahwa informasi yang dibutuhkan investor, kreditor, calon
investor dan kreditor, manajemen, pemerintah, dan sebagainya dapat
mewakili kebutuhan informasi pihak lain selain investor dan kreditor.
Dengan demikian dibutuhkan satu informasi seragam untuk semua pihak yang
berkepentingan dengan bisnis perusahaan. Umumnya, IAK disusun dan
dilaporkan secara periodik, sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan
manajemen terhadap informasi yang tepat waktu. Selain itu, IAK disajikan
dengan format yang terlalu kaku, sehingga kurang mampu memenuhi informasi yang dibutuhkan manajemen.
II.6. PENCAPAIAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI YANG MEMADAI
Sebelum melaksanakan metodologi
pengembangan sistem, maka perlu pemahaman terhadap kebijakan dan
sekumpulan hal-hal mendasar yang menjadi keyakinan manajemen suatu
organisasi terhadap sistem informasi. Kebijakan ini berkaitan denganb
filosofi manajemen, dan sistem informasi yang proaktif. Secara umum ada
dua filosofi yang dapat digunakan dalam pengembangan sistem informasi
organisasi, yaitu dipandang sebagai senjata pertahanan taktik dan
senjata ofensif strategik. Pertama, sistem informasi dipandang sebagai
senjata pertahanan taktik dan operasional untuk menentukan basic data,
kebutuhan pemrosesan dan kewajiban pelaporan untuk membantu perusahaan
tetap pada jalur yang harus dilalui dan bertahan hidup. Kedua, sistem
informasi akuntansi dipandang sebagai senjata ofensif yang strategik
untuk dapat memenangkan persaingan. Kebijakan sistem informasi yang
proaktif akan menghilangkan pemisah antara departemen, personalia dan
fungsi garis, serta menghilangkan batas wilayah negara. Kebijakan sistem
informasi proaktif mengakui penerapan teknologi informasi, seperti
telekomunikasi, komputer, electronic mail, computer-integrated
manufacturing, teleshopping, teleconference, multifunctional
workstations secara terintegrasi.
Tujuan sistem informasi dan
kebutuhan informasi yang didefinisikan secara jelas adalah salah satu
kunci untuk suksesnya sistem informasi. Kesuksesan suatu sistem
membutuhkan tujuan-tujuan yang terdefinisikan. Suatu sistem dengan
tujuan tertentu akan menyelesaikan lebih banyak untuk suatu organisasi,
daripada sistem tanpa tujuan, sedikit tujuan, atau tujuan yang ambisius
(Calliueot and Lapayre, 1992). Calliueot and Lapayre (1992) menyatakan
bahwa menciptaan suatu informasi efektif membutuhkan suatu
pengorganisasian untuk mengembangkan sejumlah sistem-sistem pendukung.
Penarikan staf yang kompeten dan layak adalah suatu tindakan yang sangat
penting. Investasi yang besar dalam perangkat keras, perangkat lunak
dan pendukung sistem yang lain adalah sesuatu yang penting, namun tanpa
manusia bersumber daya yang kompeten untuk mengkoordinasikan sistem akan
menghasilkan informasi yang tidak layak, tidak tepat waktu atau tidak
akurat.
Langganan:
Postingan (Atom)