Kita tahu jasa guru kita begitu besar.
Kita tahu perjuangan mereka tak kenal
waktu.
Ada yang sampai rela naik turun gunung,
cuma hanya menebar secerca ilmu.
Berkat guru, kita pun jadi tahu akan baca
tulis.
Berkat guru, kita pun jadi bisa berhitung.
Berkat guru, kita pun bisa menjadi seorang
engineer.
Lebih lagi jadi seorang guru agama.
Lebih lagi jadi seorang guru yang
mengenalkan Islam.
Lebih lagi jadi seorang guru yang
menunjukkan shirotul mustaqim.
Waktunya lebih banyak untuk umat, sampai
kadang kurang untuk dirinya sendiri dan keluarga.
Terus apa balas kita?
Ucapan terima kasih yang begitu besar tentu
pantas disematkan pada mereka.
Karena apa?
Siapa yang tidak tahu terima kasih pada
yang berjasa padanya, maka tentu ia tidak pantas dikatakan bersyukur.
Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda,
“Tidak dikatakan bersyukur pada Allah bagi siapa yang tidak tahu
berterima kasih pada manusia.” (HR. Abu Daud no. 4811 dan Tirmidzi no. 1954. Syaikh Al Albani
mengatakan bahwa hadits ini shahih).
Kebaikannya tentu saja pantas untuk
dibalas.
Dari Jabir bin Abdillah Al Anshary, ia
berkata, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Siapa yang memperoleh kebaikan dari orang lain, hendaknya dia
membalasnya. Jika tidak menemukan sesuatu untuk membalasnya, hendaklah dia
memuji orang tersebut, karena jika dia memujinya maka dia telah mensyukurinya.
Jika dia menyembunyikannya, berarti dia telah mengingkari kebaikannya. Seorang
yang berhias terhadap suatu (kebaikan) yang tidak dia kerjakan atau miliki,
seakan-akan ia memakai dua helai pakaian kepalsuan.” (HR. Tirmidzi: 25-Kitab Al Birr
wash Shilah, 87-Bab Maa Jaa-a fii Man Tasyabba’a bimaa Lam Yu’thihi,
shahih).
Namun kami rasa kebaikan guru kita tak
mungkin dibalas dengan jasanya semisal yang ia beri.
Lantas dengan apa?
Dengan doa dan terus mendoakannya dalam
kebaikan, itulah cara bisa membalasnya.
“Siapa yang memberikan kebaikan untuk kalian, maka balaslah. Jika
engkau tidak mampu membalasnya, doakanlah ia sampai-sampai engkau yakin telah
benar-benar membalasnya.” (HR. Abu Daud no. 1672 dan dishahihkan oleh Syaikh Al Albani).
Jazakallah khoir para guru kami …
Jazakallah khoir para ustadz kami …
Jazakallah khoir para masyaikh kami …
Semoga Allah membalasmu dengan kebaikan
melimpah di sisi-Nya.
Dari Usamah bin Zaid, ia berkata bahwa
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Siapa yang diberikan kebaikan,
maka katakanlah kepada pelakunya, “Jazakallah
khoiron (semoga Allah membalas dengan kebaikan). Seperti
itu sudah sangat baik dalam memuji” (HR. Tirmidzi no. 34).
Semoga Allah membalas jasa baikmu dengan
memberkahi umurmu, memberkahi waktumu, menjaga keluargamu, menambah terus
ilmumu, memperbagus amalmu, membaguskan dunia dan akhiratmu.
Moga doa kami pun dapat khusus ditujukan
pada guru-guru kami sebagaimana contoh ulama salaf terdahulu.
Al Harits bin Suraij berkata, aku mendengar
Al Qotton berkata, “Aku senatiasa berdo’a pada Allah untuk Imam Syafi’i, aku khususkan do’a untuknya.”
Abu Bakar bin Kholad
berkata, “Aku selalu berdo’a pada Allah di akhir shalatku untuk Syafi’i.” (Disebutkan oleh Imam Adz Dzahabi dalam Siyar A’lamin Nubala’, 10: 20,
cetakan Muassasah Ar Risalah, cetakan ke-11, 1422 H).
# Oleh muridmu yang mungkin masih sangat
kurang dalam membalas jasamu,
Yang senantiasa mengharapkan rahmat-Nya:
Muhammad Abduh Tuasikal